Pada tahun 2010 seorang jurnalis sekaligus fotografer Unang Ramdani menyajikan pada kita via foto-foto yang menceritakan kronika masyarakat yang tinggal di daerah kumuh di Jakarta. Foto - foto yang menyentuh, menggugah rasa kemanusiaan kita. Tentang orang-orang yang berjuang untuk mendapatkan air bersih.
Unang membidikkan lensa kameranya di flat Rusunawa, Penjaringan, Jakarta Utara. Karya-karya ini dikemudian hari terseleksi oleh tim Kurator untuk berpartisipasi pada acara Jakarta Biennale #14 pada 2011.
Bisa dilihat disini bahwa selang air dan mesin-mesin pompa yang menyedot air dari dalam tanah adalah sketsa saban hari warga yang tinggal disitu untuk mendapatkan air bersih. Unang menyebutnya sebagai " Berebut Air di Rusunawa".
Pada pertengahan tahun 2012 karya fotografi tersebut ditafsirkan ulang oleh seorang koreografer tari Yola Yulfianti yang selanjutnya ia beri judul baru : Payau #2 Waterproof. Karya kolaborasinya dengan Unang ini dipentaskan di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marjuki, serta menjadi perfomans utama di ajang Indonesia Dance Festival ke-11.
In 2010, a journalist cum photographer Unang Ramdani has presented to us via his photos that tell the chronicle of people living in slums in Jakarta who are struggling to get clean water.
Unang have made these works in Rusunawa flats, Penjaringan, North Jakarta. These works were later selected by a team of curators to participate in the event of Jakarta Biennale 2011.
It can be seen here that the water hoses and pump machines that have been sucking water from the soil is a picture of the everyday struggle from people who live there to get clean water
In-mid 2012 the photographic work has been re-interpreted by a dance choreographer Yola Yulfianti which she gave the title: Payau # 2 Waterproof and the collaboration works staged in Jakarta Arts Center, Taman Ismail Marjuki as main peformance of the 11th Indonesia Dance Festival.
Unang's photo-installation work at theJakarta Biennale#14, 2011 |
Source: Unang and Yola
No comments:
Post a Comment