Sunday 2 December 2012

Furniscape Pavilion Workshop at Kampoong Cikini





Furniscape Pavilion Workshop for Jakarta Architecture Triennale 2012 at Kampoong Cikini, center of Jakarta by Budi Pradono Architect on October 2012






The workshop was conducted by Budi Pradono architect studio and collaborate with students in the department of architecture of UNTAR (Tarumanagara University).
They have tried to explore the possibilities of the space and its relationship with the street furniture. 

They build “excitement intervention” and tested the the role of implemented design  in the area of kampoong Cikini, flower market, Central Jakarta.

It  was needed a research which has spent more than two weeks followed by initial development concept in studio before eventually implemented on site.

The place was in the border between two kampooongs, at a bridge over the river  bank for public access in their everyday activities. Other places was also taken as a workshop as public space, including public toilets.

On this occasion, the research team of jakarta art movement (Jam) with  practitioners from Singapore and urbanist from Japan were invited to be involve from the beginning of research that to understand how the way the workings of designers and architects via furniscape pavilion concept.

The workshop was showing about the function of art and design in responding  local materials, durability, composition and its artistic space. And the main priorities is how art and design could responding kampoongs community.





Workshop ini dilakukan oleh studio arsitek Budi Pradono sebagai mentor utama dan berkolaborasi dengan mahasiswa di departemen arsitektur UNTAR Jakarta (Universitas Tarumanagara).

Mereka mencoba mengeksplorasi kemungkinan ruang dan hubungannya dengan apa yang disebut sebagai “ desain furnitur jalanan”. Mereka membuat "intervensi kesenangan dan kemeriahan " ruang artistik dengan menguji peran dari desain yang diimplementasikan di kampoong Cikini, Pasar Bunga, Jakarta Pusat.

Ini membutuhkan penelitian selama lebih dari dua minggu diikuti dengan konsep pembangunan awal di studio, sebelum akhirnya dikerjakan di lapangan.

Tempat tersebut adalah sebuah perbatasan antara dua kampooong, di atas sebuah jembatan di atas sungai yang biasanya untuk akses publik dalam kegiatan sehari-hari mereka. Tempat-tempat lain juga diambil sebagai workshop sebagai ruang publik, termasuk toilet umum.

Pada kesempatan ini, tim peneliti dari jakarta art movement ( jam) dengan praktisi desain dan arsitektur dari Singapura dan Urbanis dari Jepang diundang untuk terlibat dari awal bahwa penelitian diperlukan untuk memahami bagaimana cara kerja desainer dan arsitek dengan konsep paviliun furniscape mereka.

Workshop menunjukkan tentang fungsi seni dan desain dalam merespon bahan lokal, daya tahan, komposisi dan ruang artistik. Dan prioritas utama tentunya adalah bagaimana karya-karya itu bisa merespon ruang-ruang terbuka di masyarakat kampoongs.










photo courtesy: team research jakarta art movement (jam) and budi pradono studio

No comments:

Post a Comment